Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumnya atau aku sudah mencoba tetapi belum sepenuhnya mencoba. Seperti tidak benar-benar mencoba atau sekedar asal-asalan agar tidak dicap buruk. Walaupun kemudian aku menampar diriku sendiri karena aku percaya baik dan buruk bisa kita ciptakan sendiri. Dan di penghujung paragraf ini kusadari sekali lagi bahwa aku terlalu keras dengan diriku sendiri.
Itu semua mungkin karena aku ingin baik atau tak tega atau
sekali lagi ingin dianggap tidak egois dengan menyalahkan orang lain. Tapi di
beberapa kesempatan aku selalu mengeluhkan sikap orang lain terhadapku. Aku
juga protes kenapa aku diperlakukan seperti itu. Tetapi secara tidak sadar aku
menyalahkan orang lain atas kekecewaanku terhadap diriku sendiri. Beginilah
sebagian kecil isi kepalaku saat terjaga di malam dan pagi hari. Setelahnya aku
membawa perasaan negatif ini ke alam bawah sadarku. Bunga tidur yang harusnya
harum dan membuatku tersenyum saat bangun kurusak sendiri.
Bunga-bunga itu selalu layu dan memberi kesan seram.
Memekarkan kelopaknya sekaligus menampakkan gambar seram. Aku selalu ketakutan.
Dan tak jarang aku bangun dengan muka lesu dan tubuhku semakin lelah.
Mimpi-mimpi yang panjang dan aneh.
Terkadang di malam hari aku merengek seperti manusia paling
menderita di dunia. Mungkin iya dan pasti tidak. Orang lain dan terkadang aku
juga berfikir aku egois. Kemudian fikiran lain bilang manusia umum memiliki
egosentris. Lagi-lagi hanya berputar-putar disitu saja.
Beberapa orang aku seperti orang yang memiliki penyakit
dalam. Pucat dan tidak bergairah melakukan apapun. Mungkin iya mungkin tidak.
Aku masih bingung jika ditanya apakah baik-baik saja atau apa yang aku
keluhkan. Sampai di paragraf inipun kalian yang baca tulisan ini mungkin masih
bingung aku nulis apa dan lagi njelasin apa.
Sebenarnya aku juga lagi berusaha mengurainya dan aku juga
masih kesulitan menemukan jaban atas pertanyaan-pertanyaanku. Kenapa aku lebih
banyak murung? Kenapa aku ingin dijauhi orang-orang dan tak mau kesepian?
Kenapa aku ingin menghilang tapi juga ingin ditemukan? Kenapa aku ingin pergi
tapi juga ditemani?
Kalau aku tidak menemukan jawabannya aku lagi-lagi dan hanya
bisa memaki diriku sendiri, menyakitinya, dan mengumpat supaya lekas mati.
Aku sempat berfikir ingin minta tolong tapi pikiran yang
lain tak ingin membebani siapapun lagi. sudah cukup mereka kebingungan dan
tersakiti karena sikapku. Dan kurasa percuma jika aku belum bisa memaafkan
diriku sendiri.
Jika aku sudah kelelahan menangis dan memaki, aku akan
tertidur dan melupakan sejenak atau alam bawah sadarku masih memberontak dengan
menghantuiku. Jika aku terbangun akan kucoba lagi sebisa ku untuk tidur dan
berharap dia datang menemuiku. Dia yang kusayangi.
Aku tak berani lama-lama orang-orang yang kusayangi. Aku
akan semakin merasa bersalah. Aku mengecewakan mereka. Mereka kebingungan dan
aku masih tak bisa menjelaskannya dengan baik. Akhirnya mereka yang mengalah.
Apakah aku terlihat mengasihani diriku sendiri? Apakah aku
terlalu memanjakan diriku sendiri dan bersikap berlebihan? Apa yang harus aku
lakukan jika aku tak punya keinginan apapun? Apakah aku benar-benar tidak
mengingikan apapun? Bagaimana jika selama iniaku membohongi diriku sendiri?
bagaimana jika aku ternyata menipu perawat dan dokter supaya aku bisa dirawat
di rumah sakit?
Aku takut. Aku lelah. Sungguh.