Senin, 01 April 2019

Sambat Dulu, Kalo Nggak Sambat Nggak U...

Ehe. Rampal-Beberapa bulan lalu.

Aku boleh cerita sebentar? Sebelum aku mengerjakan beban? Eh salah, mengurangi beban..
Kadang aku kecewa dengan diriku sendiri, mengapa? Kadang, aku menganggap beban apa yang dulu pernah aku cita-citakan. Aku juga sering sekali membuat impian tanpa tau rencana yang akan kuperbuat untuk mewujudkan itu..
Aku kadang iri, kepada para pekerja keras.. kepada para bapak yang tak bosan membanting tulang mereka, walaupun itu kebutuhan dan kewajiban.
Semakin lama aku bertemu manusia, aku semakin banyak tahu tentang mereka. Kadang aku acuh, dan sisanya aku peduli.
Aku ingin sekali ini, ingin sekali itu.
Tanpa mau melakukan ini, melakukan itu.
Lalu? Berbuah penyesalan, dan akhirnya menjadi beban..
Apa aku selama ini hanya berpura-pura baik ya di depan diri ku sendiri..
Apa aku takut dibilang buruk ya, padahal aku memang buruk.
Kenapa aku otomatis pasang muka datar ya ketika bertemu manusia, dan sangat ekspresif mengungkapkan itu semua di media sosial?
Aku kecewa, hatiku sakit, aku tertawa, perutku sakit.
Kenapa aku harus tertawa? Aneh kan..
Besok aku seharusnya melakukan sesuatu, tetapi sampai sekarang aku belum siap.. semuanya terasa menjadi beban.. aku takut, aku ingin teriak.. semua orang sambat..

Hari demi hari berlalu, semua beban yang dulu aku hindari, nyatanya bisa kulalui.
Sekarang, aku ingin menata lagi, bagaimana aku bisa menikmati semuanya seperti impian awalku.
Dalam dua bulan kedepan, ada beberapa deadline yang haru kuselesaikan.
Semoga aku bisa maksimal, semoga aku bisa terus tertawa, dan sedikit menangis.
Entah itu menertawakan manusia lain, atau bahkan diriku sendiri.

28-05-20

Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumny...