Jumat, 05 Oktober 2018

Yang Tertahan.

Yang tertahan, bukan berarti tak tau rasa
Yang tertahan, bukan berarti tak ada
Yang tertahan, memiliki rasa
Yang tertahan, ada

Yang tertahan, hanya masih mencari
Yang tertahan, sudah menemukan
Yang tertahan, hanya menyimpan
Yang tertahan, tak berani mengungkapkan

Bukan hal yang mudah, mereka tertahan
Bukan tak berani, mereka tertahan
Bukan tak ingin, mereka tertahan
Bukan hal yang lumrah, mereka tertahan

Bukan sengaja, mereka tertahan
Bukan berarti menerima, mereka tertahan
Bukan berarti menolak, mereka tertahan
Bukan berarti netral, mereka tertahan

Yang tertahan, memiliki alasan
Yang tertahan, memiliki sebab
Yang tertahan, memiliki pendapat
Yang tertahan, memiliki sikap

Yang tertahan, masih menahan
Yang tertahan, masih mencoba
Yang tertahan, masih belajar
Yang tertahan, masih memaksa

Mungkin.

Rabu, 03 Oktober 2018

Nafsu.

Assalamualaikum.
Apa sebenarnya yang membuatku mau memakan mie instan yang beberapa detik lalu baru saja tiba di lambungku. Bahkan, rasa bumbunya belum sepenuhnya hilang, belum sempat juga aku minum, aku langsung membuka laptop dan menulis blog ini. Nafsu. Benar saja, dia yang membuatku makan mie instan padahal aku tidak lapar. Dia membuatku untuk memilih menahan haus demi melampiaskan kegundahan hati ini. Tapi ternyata menulis sambil menahan haus itu lumayan seru.
Buatan Ina dan Zein, teman SMAku.
Atau, aku yang aneh. Kadang memang aku merasa aku aneh. Aku tahu nafsuku kadang merugikanku. Tapi aku malah memilih untuk mengalah dengannya. Oh, aku memang aneh dalam hal memilih. Aku kadang lebih memilih hal aneh. Seperti sekarang, deadline tugas sedang menungguku yang lebih memilih untuk menyelesaikan tulisan anehnya ini. 
Dua hari yang lalu aku memilih berangkat kuliah dengan berjalan kaki karena aku suka bau hujan, dulu aku sempat memilih untuk masuk jurusan ilmu perpustakaan karena aku suka bau buku. Tadi, dosenku menyuruh aku dan teman-teman untuk mengambil satu buku yang menggunakan tulisan arab secara acak dan aku langsung mengambil buku ilmu perpustakaan. Tapi, kenapa aku menceritankan ini? Aku bisa menghapusnya tapi biarlah aku memilih untuk tidak menghapusnya dan maaf jika kalian bingung dengan pilihanku ini.
Kesimpulan: Setiap manusia memiliki nafsu. Tergantung nafsu mana yang mau dipilih dan dituruti. Dan pilihan menentukan nasib. Kalau tadi aku tadi tidak memilih membuka laptop menulis blog ini, sekarang aku tidak akan haus.
Masih banyak yang ingin kusampaikan, tapi aku memilih untuk tidak menyampaikannya.
Dan, aku sekarang memilih kata aku, aku sekarang memilih untuk tidak menulis thank u diakhir ceritaku.

Selasa, 02 Oktober 2018

Aneh.

Assalamualaikum.
tiada maksud, eh batik sebutannya orang yang nggak punya rambut kan ya.

Kebimbangan muncul di benak gua ketika salah satu dosen gua bilang gini "metode dan strategi pembelajaran itu lebih penting ketimbang materi yang diajarkan." Terus gua langsung mengiyakan pertanyaan beliau. Karena gua emang ngerasa salah satu faktor terbesar gua suka sama suatu pelajaran itu gua liat dari guru atau dosennya. Kalo cara penyampaian sama sistem belajar yang diterapkan beliau-beliau nggak cocok sama gua, otomatis mindset gua ke pelajaran itu jelek. Yang pada akhirnya gua cuma asal-asalan nerima pelajarannya, belajar kalo nggak dikasih tugas nggak belajar gua.
Padahal kadang mereka buat kebijakan-kebijakan yang menurut gua aneh itu ya untuk kemaslahatan anak didiknya. Terutama dosen, yang menurut gua sebagian dari mereka kadang terlalu beranggapan kalo mahasiswanya sudah dewasa dan tidak terlalu butuh tuntunan. Iya sih betul betul betul, tapi jujur gua nggak suka gua nggak nyaman. Hehe apasih nan. Terlihat guanya menuntut terlalu banyak nggak sih?
Terus kalo kita nggak nyaman dan udah terlanjur mindsetnya jelek. Gimana dong cara kita biar bisa beradaptasi dengan beragam metode yang diterapin guru yang kurang tepat sebenernya buat kita.
Gimana nih gengs bantu jawab dong? Komen di bawah ya gua pengen tau pendapat, kritik, saran atau apapun itu yang pasti bakal gua terima dengan hati terluka, nggak maksudnya hati terbuka.


gua dan temen sekelas yang cantik semua:)

BTW, selamat hari batik nasional gengs. Gua seneng deh tadi hampir semua mahasiswa pakek batik dan gua seneng banget tau napa. Tadi akhirnya bung setelah penantian satu tahun gua kuliah reguler di luar kelas. Oiya gua itu mahasiswi semester tiga jurusan Pendidikan Agama Islam. Kapan-kapan pengen share ah latar belakang kenapa gua pilih jurusan itu. Padahal waktu SMA nggak sama sekali terbesit di pikiran gua, gua bakal pilih jurusan itu.
Terima kasih kalian udah mau atau emang nggak sengaja baca uneg-uneg gua dan maaf jika pada akhirnya banyak perbedaan pemikiran, atau sepemikiran atau atau atau. Please komen:))
Thank u.

28-05-20

Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumny...