Menulis, hanya kamu yang bisa aku lakukan saat ini.
Membaca, kenapa kamu susah kugapai?
Diskusi, aku selalu diam jika berada di dekatmu.
Menulis, aku ingin abadi seperti bung pram.
Membaca, aku ingin denganmu bersama ratusan buku seperti bang tere.
Diskusi, aku ingin cermat seperti buk nana.
Menulis, jika bersamamu tak perlu susah payah introvert sepertiku harus bicara.
Membaca, jika denganmu tak perlu susah payah aku mengaitkan batu dengan nyawa puan dan tuan.
Diskusi, jika sering bertemu tak perlu susah payah aku mengeluarkan urat di dahi.
Menulis, tidak semudah tanda tangan.
Membaca, tak semudah chatting-an.
Diskusi, tak semudah pacaran.
Tentang bagaimana setiap kata bisa seirama.
Tentang kata-katanya yang tak seselera.
Tentang semuanya, yang sampai sekarang belum selesai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
28-05-20
Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumny...
-
WUHUU, aku rasa tulisan ini bisa saja me trigger para pembaca. Untuk itu, diharap hati-hati dan aku sangat suka jika ada yang mau memberi ...
-
Hai.. Hari ini ada momen penting, yang harus kutulis dan kubagikan di blog ini. Aku baru saja menemukan sebuah pertanyaan, tentang tulis...
-
dapatkah aku keluar sendiri? melewati pasar, sekolah, dan menyebrang rel kereta sendiri? walaupun di pasar, perempuan bersorban tidak ba...
Hai. Buk nana itu siapa?
BalasHapushaii, buk nana itu paggilanku buat Najwa Shihab.
BalasHapus