Rabu, 16 Januari 2019

Galih dan Barsha 2


Galih mungkin saja kecewa dengan Barsha yang tiba-tiba saja pergi. Ia menggunakan cara paling absurd lagi. Ya, tapi mau gimana lagi ya kan sudah terjadi, Galih ini termasuk tipe orang yang suka sekali menganut kalimat-kalimat klise. Ya, salah satunya tentang takdir. Ia ingin kecewa dengan Barsha, tapi ia yakin Barsha tidak mungkin sengaja melakukan hal se-absurd itu.

Iya, Galih masih punya harapan karena ia percaya dengan Barsha.

Galih ingin menghubungi Barsha dan menanyakan kabarnya,  mengapa waktu itu ia tiba-tiba saja pergi. Tapi ia tidak punya nomor teleponnya. Ia lupa pernah belajar melupakan Barsha. Salah satunya menghapus kontaknya. Kenapa ya, waktu itu rumit dan sekarang sang author belum ingin menceritakannya. Galih masih ingat semangat Barsha mengajaknya bermain ayunan dan memancinngya untuk bicara. Dan bahkan saking semangatnya ia ingin berkisah terlebih dahulu.

 [“Aku akan terus menunggu Sya. Aku ingin mendengar ceritamu yang waktu itu. Walau katanya kamu sudah masuk sekolah, kamu sudah pergi ke kantin, kamu sudah naik angkot, atau bahkan kamu sudah bermain ayunan lagi dengan orang lain. Sya, aku ragu, tadi ada yang bilang kamu menghindar dan tidak datang kesini lagi karena malas. Katanya kamu malas menceritakannya padaku, katanya akan rumit dan aku tidak akan mengerti. Aku hampir percaya lahh. Tapi hati kecilku terus menyemangatiku untuk menunggu dan bersabar. Kebalik, bersabar dan menunggu.

Mengenai pilihan aku sekarang percaya bahwa hidup ini adalah tentang pilihan. Apapun yang akan kita lakukan kan pasti harus melalui tahap memiih terlebih dahulu. Dan tentang mengapa dan mengapa itu terserah sang pemilih. Dan setiap pilihan kan memiliki resiko. Atau minimal kita sudah mereng-reng kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ketika memilih pilihan-pilihan itu.

Sekali lagi aku tegaskan bahwa aku percaya padamu. Walaupun kadang aku meragukannya. Tapi kamu sudah terlanjur memberi harapan kepadaku yang sudah aku jelaskan sebelumnya pada bab sebelumnya. Kamu sebelum ini sudah membantuku banyak. Kamu duluan yang berupaya mengenalku kan.

Kita bertemu di ruang kelas. Aku melihatmu asing, ternyata memang kamu pantas dianggap asing. Kamu terbully waktu itu dan aku hanya melihat saja dan membiarkan kamu di kata-katai orang disitu. Tapi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya kamu sangat penasaran dengan orang-orang baru, yang kebetulan salah satunya aku. Kamu seperti anggota sensus, mulai dari tempat tinggal dan pekerjaan orang tuaku. Sampai kamu mencari namaku di google dan itu lucu menurutku.

Karakter kita jelas berbeda dan aku yakin itu. Kamu sudah tahu buanyak hal dari pada aku, aku tahu itu. Kamu sangat ingin aku produktif menulis, kamu mau aku berfikir kritis, dan kamu juga ingin aku menjadi apa yang aku mau, terimakasih. Dan aku adalah orang yang memang ingin banyak menulis tetapi belum suka membaca, kamu tahu itu. Wawasan ku apalagi, dan entah kenapa aku ingin menulis tentang karakter kita.

Ada yang pernah nulis kalo dewasa itu bukan saja dilihat dari umur. Kadang, ada orang yang umurnya lebih muda tetapi memiliki kedewasaan yang lebih tinggi.

Aku masih menunggu karena kamu sudah mengiyakan, Sya. Aku percaya padamu sehingga aku menunggumu. Aku yakin kamu masih mempersiapkan jawaban yang paling baik. Semoga saja dugaan ku benar.

Kita bertemu dari yang hanya saling tatap sampai pada saling menguatkan. Kamu pernah membuat perjanjian tetapi aku juga nggak tahu apakah kita sama-sama berusaha melupakan itu dan sekarang kamu membuat aku menunggu lagi. Dan jika memang kamu tidak ingin aku menunggu jangan membuat pernyataan yang membuatku menunggu ya. Sekali lagi terimakasih dan maaf.”

Sambil menunggu ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan ketika bertemu denganmu nanti.

1.       Banyak burung, pohon, dan sungainya juga lancar
Jadi aku berdomisili di Malang, tetapi sesuatu membuatku harus ke Kediri. Perjalananku menuju Kediri sangat berkesan, alam sangat indah ternyata. Aku disuguhi pemandangan sekelompok burung, pohon, dan sungai yang masih asri.
Selain karena aku sangat jarang bepergian menggunakan bis, aku juga belum pernah ke Kediri. Biasanya aku lebih banyak tidur saat perjalanan, tetapi kali ini tidak. Udaranya juga sangat sejuk, tapi itu karena AC yang terlalu terbuka lebar. Hehe.

2.       Angka kelahiran dan angka kematian
Kelahiran di Indonesia sangat pesat, kemarin ada sekitar 500 pasang orang menikah massal. Wahh, ya nggak apa-apa sih. Tapi tidak ada kan ya mati massal? Kecuali ada bencana alam atau peperangan. Nah, wajar kan berarti kalau aku merasa semakin lama bumi ini semakin sesak dipenuhi dengan manusia dan ahklaknya.

3.       Hakikatnya alam
Alam ada terlebih dulu dari pada manusia ya, right?

4.       Hakikatnya rumah
Tempat Tinggal Seperti Kebutuhan Pokok Ya.

5.       Sampah
Sampah masih dimana-mana, kemarin masih banyak sampah yang tersangkut di kali.

6.       Jalan aspal
Jalan aspal apa perlu ya, kan bisa dari tanah aja, wkwk. Sak karepe dewe.

7.       Hutan dan sawah
Hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian juga aku penasaran

8.       Manusia
Ada yang kelakuannya baik, ada juga yang buruk. Atau campuran, kadang baik kadang buruk. Aku pikir manusia tidak bisa terus baik atau terus buruk. Aku menemukan satu pertanyaan yang masih belum bisa aku jawab. Yakni mengapa ketika orang sudah tau mana yang baik atau buruk tetapi mereka masih tetap melakukan hal-hal buruk?

9.       Cerpen Paulo
Buku Seperti Sungai yang mengalir merupakan kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Paulo Coelho.

10.   Paulo Coelho
Aku tertarik dengan cerita paulo karena dulu ibunya sangat mengarahkannya menjadi insinyur, tetapi ia bisa tetap pada pendiriannya menjadi penulis walaupun ia tidak tahu apakah hidupnya akan terjamin atau tidak.]

Ia berulang kali membaca tulisannya sendiri dan ia masih merasa kurang puas dengan tulisannya sendiri. Ia benar-benar ingin membuat Barsha langsung berlari ke taman sekolah ketika ia membaca surat itu. Sekali lagi ia hanya melipat kertasnya dan menyimpannya di selipan buku gambarnya. Mungkin masih ada banyak revisi lagi setelah ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

28-05-20

Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumny...