Jumat, 18 Januari 2019

Narasi Tiga Peran Protagonis

"Haloo.."

Hari ini cerah, langit biru, dan banyak pohon. Ia banyak tersenyum hari ini. Banyak hal menyenangkan yang ia alami hari ini. Ia sangat bahagia karena banyak pohon hijau yang beralaskan langit biru. Itu salah satunya. Hari itu Ia menjalani hidup seperti orang normal lainnya. Ia pemeran utama.

Lalu, ada dua pemeran pembantu yang sangat membantu pemeran utama. Mereka sangat membantu peran utama agar selalu ceria dan tersenyum. Hingga tanpa sadar, salah satu dari mereka sadar mereka menyukai pemeran utama.

Penulis lupa, pemeran utama memiliki karakter yang baik, sangat peduli dengan orang lain, sangat peka terhadap lingkungannya. Sayangnya, ia bahkan tidak peduli dengan dirinya sendiri. Entah karena kemarin langit dan pohon sangat indah, ia memutuskan untuk berkelana keluar lagi mencari keadilan untuk sekitarnya.

Kemudian, pemeran pembantu. Karena ada dua, sebut saja satunya coklat dan satunya matcha. Ya, keduanya dalah minuman favorit penulis. Mereka sama-sama baik dan ingin membantu banyak orang, tak terkecuali pemeran utama.

Wkwk, penulisnya sak karepe dewe iki ya.
Bentar, ada beberapa sajak untuk mengakhiri babak awal cerita tiga pemeran protagonis ini, semoga kalian hari ini bahagia. Apaan sih.

Hai.
Apa yang kau tunggu?
Apa yang kau harapkan?

Jangan.
Jangan ditunggu,
jangan berharap.

Bahagia.
Bahagia bukan ditunggu,
coba cari antonimnya.
Bahagia bukan dengan berharap dari orang lain,
coba sebaliknya.

Apa?
Tidak terima?
Lihat saja narasi ini,
penuh keanehan kan.

Ya,
karena tadi sudah kubilang,
jangan ditunggu dan diharapkan.
Banyak makna belum bisa tersampaikan dengan indah.
Sang penulis masih mencari keindahan.

Lihat saja,
apakah bisa tulisan miring ini disebut sajak?

Hai.
Apakah orang-orang masih memerankan perannya?
Apakah mereka bahagia memerankan perannya?
Apakah mereka masih berharap bisa mengganti perannya?

Oh sayang,
penulis kalian tidak peduli dengan penantian kalian.
Oh sayang,
penulis kalian tidak peduli dengan pengharapan kalian.

Kalian akan berbahagia kok pada akhirnya.
Kalian beruntung,
penulis kalian tidak suka memberi akhir yang menyedihkan.
Tapi sayangnya,
penulis kalian suka menggantung tulisan.

Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

28-05-20

Sulit sekali untuk mempercayainya, membenarkannya sekali sekali, memaafkannya, dan menerimanya. Mungkin karena belum pernah kucoba sebelumny...